PERINGATAN PERISTIWA GEGER CILEGON 1888
  • puput
  • 14 Juli 2022
  • 207 x

Al Khairiyah Akan memperingati 133 tahun peristiwa Geger Cilegon, pada Sabtu 16 Juli 2022. Peringatan Geger Cilegon digelar di Pendopo Universitas Al khairyah  dengan Narasumber Dr. Rafiudin, M. Si (Waketum PB Al Khairiyah) 


Sejarah Geger Cilegon adalah peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Cilegon, Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada 9 Juli 1888.


Perlawanan yang dikobarkan Ki Wasyid bersama para tokoh Banten dalam Geger Cilegon dilatarbelakangi oleh kesewenang-wenangan Belanda yang saat itu merupakan peralihan terhadap kependudukan Belanda di Banten. Kebencian masyarakat . 


Perlawanan besar pun dilakukan. Perlawanan ini dipimpin oleh Ki Tubagus Ismail dan KH. Wasyid dan melibatkan sejumlah ulama dan jawara dalam Geger Cilegon membuat rakyat bangkit melawan Belanda. Insiden ini dilakukan untuk menyerang orang-orang Belanda yang tinggal di Cilegon.


Pada hari Minggu tanggal 8 Juli, Cilegon menyaksikan sebuah arak-arakan berpakaian putih melalui jalan-jalannya. Arak-arakan itu dimulai dari rumah Haji Akhiya dan berakhir di rumah Haji Tubagus Kusen. Para Kiai dan murid-murinya memakai pakaian putih dan sepotong kain putih diikat di kepala mereka. Kemudian, pada malam harinya barisan pejuang terus bertambah besar. Bersenjata golok dan tombak, dan dipimpin oleh Haji Wajid dan Haji Tubagus Ismail, yang bergerak dari Cibeber ke arah Saneja, sasaran awal dari penyerangan.


Di Desa Saneja itulah Haji Tubagus Usmail memimpin pasukannya pada Minggu malam untuk melakukan serangan pertama. Ia memimpin sejumlah besar partisan, terutama dari Arjawinangun, Gulacir dan Cibeber. Diperkuat dengan bala bantuan dari Saneja dan desa sekitarnya, kaum pemberontak bergerak menuju daerah tempat tinggal pejabat Cirebon. Rumah Dumas, seorang juru tulis di kantor asisten residen, merupakan sasaran serangan yang pertama. Tidak diketahui apa karena memang rencana awal seperti itu atau hanya karena ada faktor lain, sehingga rumah Dumas menjadi sasaran awal penyerangan. Pada saat penyerangan ke rumah Dumas, Haji Tubagus Ismail membawa pasukan berjumlah sekitar 100 orang.